Prof. Dr. M.M al-A’zami, Spesialis penakluk tesis Orientalis

15 10 2010

Spesialis penakluk tesis kaum orientalis. Predikat itu tepat disematkan pada sosok Prof. Dr. Muhammad Mustafa al-A’zami, 73 tahun, guru besar ilmu hadis Universitas King Saud, Riyadh, Arab Saudi. Popularitas A’zami mungkin tidak setenar Dr. Yusuf Qardlawi dan ulama fatwa (mufti) lainnya. Namun kontribusi ilmiahnya sungguh spektakuler.

Sumbangan penting A’zami terutama dalam ilmu hadis. Disertasinya di Universitas Cambridge, Inggris, ”Studies in Early Hadith Literature” (1966), secara akademik mampu meruntuhkan pengaruh kuat dua orientalis Yahudi, Ignaz Goldziher (1850-1921) dan Joseph Schacht (1902-1969), tentang hadis. Riset Goldziher (1890) berkesimpulan bahwa kebenaran hadis sebagai ucapan Nabi Muhammad SAW tidak terbukti secara ilmiah. Hadis hanyalah bikinan umat Islam abad kedua Hijriah.

Pikiran pengkaji Islam asal Hongaria itu jadi pijakan banyak orientalis lain, termasuk Snouck Hurgronje (1857-1936), penasihat kolonial Belanda. Tahun 1960, tesis Goldziher diperkuat Joseph Schacht, profesor asal Jerman, dengan teori “proyeksi ke belakang”. Hadis, kata Schacht, dibentuk para hakim abad kedua Hijriah untuk mencari dasar legitimasi produk hukum mereka. Lalu disusunlah rantai periwayatnya ke belakang hingga masa Nabi.

Namun belum ada sanggahan telak atas pikiran Goldziher-Schacht dengan standar ilmiah, selain disertasi A’zami. “Cukup mengherankan,” tulis Abdurrahman Wahid saat pertama mempromosikan A’zami di Indonesia tahun 1972, “hanya dalam sebuah disertasi ia berhasil memberi sumbangan demikian fundamental bagi penyelidikan hadis.” Gus Dur menyampaikan itu dalam Dies Natalis Universitas Hasyim Asy’ari, Jombang, tak lama setelah pulang kuliah dari Baghdad.

Temuan naskah kuno hadis abad pertama Hijriah dan analisis disertasi itu secara argumentatif menunjukkan bahwa hadis betul-betul otentik dari Nabi. A’zami secara khusus juga menulis kritik tuntas atas karya monumental Joseph Schacht, judulnya On Schacht’s Origins of Muhammadan Jurisprudence. Versi Indonesia, buku ini dan disertasi A’zami sudah beredar luas di Tanah Air. Murid A’zami di Indonesia, Prof. Ali Mustafa Yaqub, berperan banyak memopulerkan pikiran ulama kelahiran India itu.

Ali Mustafa membandingkan jasa A’zami dengan Imam Syafi’i (w. 204 H). Syafi’i pernah dijuluki “pembela sunah” oleh penduduk Mekkah karena berhasil mematahkan argumen pengingkar sunah –sebutan lain hadis. “Pada masa kini,” kata Ali Mustafa, “Prof. A’zami pantas dijuluki ‘pembela eksistensi hadis’ karena berhasil meruntuhkan argumentasi orientalis yang menolak hadis berasal dari Nabi.”

Setelah lama mapan dalam studi hadis, belakangan A’zami merambah bidang studi lain: Al-Quran. Namun inti kajiannya sama: menyangkal studi orientalis yang menyangsikan otentisitas Al-Quran sebagai kitab suci. Ia menulis buku The History of The Qur’anic Text (2003), yang juga berisi perbandingan dengan sejarah Perjanjian Lama dan Baru. “Ini karya pertama saya tentang Al-Quran,” kata peraih Hadiah Internasional Raja Faisal untuk Studi Islam tahun 1980 itu.

Sabtu pekan lalu, A’zami meluncurkan versi Indonesia buku itu dalam Pameran Buku Islam di Istora, Senayan Jakarta. Gus Dur, yang mengaku pengagum A’zami, bertindak sebagai panelis bersama pakar Quran dan hadis lainnya. Prof. Kamal Hasan, dalam pengantar buku itu, menilai karya A’zami ini relevan untuk meng-counter maraknya buku Hassan Hanafi, Nasr Hamid Abu Zayd, dan Mohammad Arkoun di Indonesia.

Kamal menyebut mereka sebagai “pengikut jejak orientalis”. Tetapi Hanafi dan Abu Zayd juga dipromosikan Gus Dur di Indonesia, seperti halnya A’zami. Dua kutub kajian ini tampaknya perlu dibaca bersama. Wartawan Gatra Asrori S. Karni, Luqman Hakim Arifin, dan Nordin Hidayat, Ahad lalu, bertemu A’zami di Hotel Sahid Jakarta. Berikut petikan percakapan mereka:

Apa yang mendorong Anda menggeser objek studi dari hadis ke Al-Quran?
Al-Quran dan hadis keduanya pegangan penting seorang muslim. Keduanya sama-sama berasal dari Allah SWT. Selain itu, kini orang-orang Barat, para orientalis, banyak mengkaji Al-Quran sekehendak mereka. Mereka begitu ketakutan pada Al-Quran. Bagi mereka, Al-Quran seperti bom. Karena itu, mereka ingin ada proses peraguan (tasykik) atas kebenaran Al-Quran.

Studi orientalis generasi lama memang antipati pada Islam. Namun ada penilaian, arah kajian mereka akhir-akhir ini makin membaik: makin apresiatif dan empati pada Islam.

Apanya yang membaik? Bila Anda hendak menyimpulkan, jangan dari fakta parsial. Anda harus menyimpulkan dari keseluruhan fakta. Masih ada orientalis yang menulis sejarah Nabi dan mengatakan bahwa musuh terbesar manusia di dunia adalah Muhammad, Al-Quran, dan pedangnya Muhammad.

Dan problem mendasar kajian orientalis, mereka memulai kajiannya dengan tidak mempercayai Nabi Muhammad. Kita mengatakan, Muhammad adalah Nabi dan Rasul Allah. Menurut mereka, itu bohong besar. Jadi, mereka mengawali pembahasan dengan dasar pikiran bahwa Muhammad adalah pembohong, bukan rasul sebenarnya.

Mungkinkah mengkaji Islam semata-mata untuk tujuan studi, tanpa tujuan dan bekal keimanan, sebagaimana kaum orientalis?
Tidak mungkin. Agama apa saja, pada kenyataannya, sulit sekali mengkajinya tanpa keimanan. Kita lebih mudah mengkaji dan memahami Yahudi dan Kristen, karena kita percaya dan menghormati Musa, Harun, Maryam, dan Isa. Sementara orang Yahudi dan Nasrani tidak bisa memahami Islam, karena mereka mendustakan dan tak beriman pada Muhammad.

Bila Anda baca tulisan orang Yahudi tentang Isa dan Maryam, Anda akan temukan ungkapan mereka sangat kotor dan menjijikkan. Ada yang menuding Isa telah berzina tiga kali. Kalau penulisnya muslim, tidak mungkin bilang begitu. Haram! Karena kita memuliakan para nabi terdahulu. Persoalannya, berapa banyak orang Islam yang mau mengkaji lebih jauh tentang keyakinan Yahudi dan Nasrani? Sedangkan mereka sangat intens melakukan kajian tentang Islam.

Benarkah buku Anda sebagai counter atas corak kajian Al-Quran ala pemikir semacam Hassan Hanafi, Abu Zayd, dan Arkoun yang populer di Indonesia?
Ini bukan counter langsung. Tapi ada hal penting yang harus digarisbawahi di sini bahwa otoritas menafsirkan Al-Quran ada di tangan Rasulullah. Kita percaya, Al-Quran berasal dari Allah dan diturunkan pada Muhammad. Allah berfirman, “Dan kami turunkan Al-Quran pada kamu agar kamu jelaskan pada manusia.” Sama saja, bila ada problem konstitusi di Indonesia, misalnya, maka yang berwenang membuat interpretasi adalah para hakim Indonesia. Meski meraih gelar doktor di Universitas Cambridge, saya tidak punya otoritas menyelesaikan problem konstitusi di Indonesia.

Jadi, kalau ada orang berpikir liberal, lalu menafsirkan perintah salat dalam Al-Quran semaunya, tidak mengindahkan tuntunan Rasul sebagai penafsir yang mendapat mandat dari Allah, maka saya katakan, “Siapa Anda? Siapa yang memberi Anda otoritas membuat tafsir sendiri?” Orang-orang seperti Hassan Hanafi dan Abu Zayd itu adalah “anak-cucu” Barat. Tak perlu meng-counter langsung mereka. Kecuali kalau terpaksa. Saya sebenarnya tidak peduli pada pemikiran-pemikiran mereka. Saya ingin membentuk pandangan saya sendiri.

Dalam pandangan Anda, apa yang membuat beberapa pemikir muslim menyerap pengaruh Barat? Tidakkah karena kekuatan argumentasi Barat?
Persoalan pokok sebenarnya adalah soal iman. Dari berbagai informasi, sangat nyata kebanyakan dari mereka adalah fasik (banyak berbuat dosa) dan sedikit sekali yang religius (mutadayyin). Mereka tidak puasa dan tidak salat. Ketika bulan Ramadan, subuh mereka bangun, makan pagi, tapi ketika magrib, ikut berbuka bersama lainnya, malamnya juga ikut sahur, ha, ha, ha….

Hasan Hanafi dan Nasr Abu Zeid misalnya, tidak belajar di sekolah-sekolah Barat. Tapi pemikiran mereka seperti mewakili pemikiran Barat. Mungkinkah?
Tentu. Karena buku-buku kajian mereka berasal dari Barat. Tapi Nasr Abu Zeid pernah belajar secara khusus di Jepang.

Kami pernah mengulas buku Prof. Christhop Luxenberg (nama samaran) yang berkesimpulan, bahasa asli Al-Quran adalah Aramaik, jadi yang beredar sekarang Quran palsu. Komentar Anda?
Ah, dia pemikir bodoh. Beberapa penulis mengomentari bahwa pengetahuannya tentang bahasa Syiriya-Aramaik sangat dangkal. Kata dia, Al-Quran berasal dari bahasa Aramaik, kemudian setelah 100 tahun beralih ke bahasa Arab. Sehingga disebut Quran kondisional. Itu sama sekali bukan kajian ilmiah.

Apakah pemikiran Christhop Luxenberg ilmiah atau tidak?
Tidak. Sama sekali jauh dari pemikiran ilmiah…

Apakah ini merupakan salah satu cara dari para orientalis untuk merusak umat Islam?
Itu nggak ada artinya. Tapi sekarang beberapa kali dan akan berkali-kali, mereka menginginkan bahwa ketika Al-Quran dibuat tidak ada titik dan tasydid. Nah, sekarang mereka menginginkan agar Al-Quran diperbarui dari sisi titik dan tasydid-nya. Lalu, membacanya seperti yang kita kehendaki, memberi tanda-baca baru, dan menjadikannya baru. Al-Quran lalu menjadi Al-Quran sesuai kebutuhan (kondisional).

Apakah mereka juga memiliki kaidah dasar untuk membuat Al-Quran kondisional tersebut?
Kaidahnya ya sekehendak hati mereka. Karena mereka memberi tanda baca sesuai kebutuhan mereka.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa Al-Quran merupakan produk budaya. Apa komentar Anda?
Itu pendapat Nasr Abu Zeid. Tapi apa yang sebenarnya disebut produk budaya? Ini tak ubahnya ketika orang menyebut “terorisme”. Semua berbicara terrorism. Tapi tidak pernah ada satu pun definisi yang muttafaq alaihi tentang terorisme. Terorisme justru kerap dikaitkan dengan Islam. Kita perlu memahami apa pengertiannya dulu.

Dalam hal ini, apakah pengertian produk budaya sama dengan asbabun nuzul (memahami Quran secara kontekstual)?
Tidak (sama). Memahami Quran secara kontekstual bisa dilakukan, jika “sesuatu” mempunyai kaitan dengan asbabun nuzul, tapi tak bisa diterapkan di semua tempat. Kecuali di beberapa tempat khusus yang merupakan sebab turunnya (ayat). Jadi, Anda tak bisa datang dan langsung mengatakan aqiimus shalat. Padahal di sana tidak ada asbabun nuzul, karena di sana adalah amr (perintah). Seharusnya, sebelum itu ada sebab. Allah adalah pencipta seluruh makhluk. Tentunya Dia tahu mana yang berbahaya dan bermanfaat bagi makhluk-Nya.

Jangan bermain dengan Api! Tidak ada …konteks di sini. Tidak hanya berlaku sekarang tapi selamanya.

Ini wacana yang elit. Apa hal penting dari buku Anda bagi orang-orang awam?
Saya tak bisa mengemukakan sesuatu untuk semua orang. Jadi saya sudah kepikiran untuk menulis buku baru, yang bisa dibaca dan dipahami oleh semua ummat Islam.

Anda pernah belajar dan lulus dari sebuah universitas di Barat. Tapi sikap anda tampak konservatif, dalam arti tidak liberal orang-orang seperti Hassan Hanafi atau Nasr Abu Zeid. Mengapa?
No! Saya kira ini pertanyaan dan persoalan tentang iman. Ha…ha..ha…

Menurut anda, apa yang salah dengan Barat?
Apa yang salah dengan Barat adalah sikap (attitude)-nya.

Apa tantangan terbesar bagi umat Islam saat ini?
Kitalah sesungguhnya tantangan terbesarnya. Karena kita tidak mempraktekkannya.

Man ghassa falaisa minna. “Barangsiapa yang menipu tidak termasuk golongan kami”. Kalau anda mengambil hadis dan mengujinya di dalam kehidupan (Adzami memberi contoh, bagaimana ia menemukan seorang penjual susu yang menempelkan hadis ini di atas tokonya, tapi ternyata ia menambah air dalam susu yang dijualnya). Meskipun Anda percaya Al-Quran dan Hadis, tapi dalam praktek kehidupan kita kita jauh dari sunnah. Ini salah satu kesulitan kita. Kalau kita menjadi good practicse-nya moslem. Saya tidak bicara tentang Islamisasi ilmu di sini. Tapi saya ingin menegaskan bahwa pengetahuan di Islam masih sangat jauh dari praktek. Islam itu sebenarnya pratek, bukan teori.

[Agama, Gatra Nomor 22 Beredar 11 April 2005]

CoPas dari: http://indrayogi.multiply.com/reviews/item/110





5 Alasan Anda Perlu Makan Apel, Sekarang!

15 10 2010

Apel merupakan buah yang cukup mudah didapatkan. Rasanya yang manis dan segar cocok dijadikan kudapan langsung, atau dijadikan jus, salad, bahkan cake. Namun bukan hanya rasanya yang menakjubkan, apel juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Anda pasti mengetahui berbagai manfaat apel bagi kesehatan sehari-hari. Jadi, kenapa tak mulai membiasakan diri untuk menikmatinya sebutir tiap hari?

1. Apel merupakan slow food
Buah ini mengandung serat sebanyak 5 gr, atau 20 persen dari kebutuhan asupan harian Anda. Karena keras, apel mengharuskan Anda untuk mengunyah dengan sabar, dan hal ini bisa memberikan sinyal pada tubuh bahwa Anda kenyang, sebelum Anda terlalu banyak mengonsumsi kalori. Pemanis alami dalam apel memasuki aliran darah secara bertahap, membantu Anda menjaga kadar gula darah dan tingkat insulin tetap stabil, sehingga Anda merasa kenyang lebih lama. Hal ini kebalikan dari snack dengan pemanis buatan, yang membuat Anda cepat lapar kembali.

2. Apel membantu Anda bernafas lebih mudah
Perempuan yang mengonsumsi apel saat hamil, akan melahirkan anak dengan resiko penyakit asma yang berkurang, demikian menurut para peneliti dari Inggris baru-baru ini. Buah ini juga dapat melindungi paru-paru orang dewasa, menurunkan resiko asma, kanker paru-paru, dan penyakit lainnya.

3. Apel bisa menurunkan kolesterol
Berkat dua komponen kunci, pektin (sejenis serat) dan polifenol (salah satu antioksidan kuat), apel dapat menurunkan kadar kolesterol darah dan mencegah oksidasi kolesterol jahat, proses kimia yang mengubahnya menjadi plak yang menyumbat arteri. Untuk memaksimalkan manfaat apel, makan apel bersama kulitnya. Kulit apel memiliki dua sampai enam kali senyawa antioksidan.

4. Apel mampu melawan kanker
Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa beberapa senyawa dalam buah yang berair mengekang pertumbuhan sel kanker, tapi akan bekerja secara maksimal saat apel dimakan seluruhnya (minus batang dan biji, tentunya). Orang yang mengonsumsi apel lebih dari satu dalam sehari akan menurunkan resiko beberapa jenis kanker (mulut, esofagus, usus besar, payudara, ovarium, prostat, dan lain-lain) sebesar 9 – 42 persen.

5. Apel membuat Anda pintar
Mungkin karena meningkatkan produksi asetilkolin, zat kimia yang mentransmisikan pesan antara sel-sel saraf, apel diperkirakan dapat menjaga otak tetap tajam seiring pertambahan usia, meningkatkan memori, dan berpotensi mengurangi kemungkinan mendapatkan penyakit Alzheimer, demikian menurut sebuah penelitian terbaru dari University of Massachusetts at Lowell. Penelitian ini memang baru dilakukan terhadap binatang. Namun tak ada salahnya bila Anda mulai mencoba membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan ringan bergizi ini.

M05-10

Editor: Dini

Sumber: Kompas.com & Good Housekeeping

Kamis, 14/10/2010 | 10:05 WIB




Tafsir Ibnu Katsir Salah Satu Kitab Tafsir Al Qur’an Terbaik

11 10 2010

Sesungguhnya memahami Kalamullah adalah cita-cita yang paling mulia dan taqarrub (pendekatan diri kepada Allah) yang paling agung. Amalan ini telah dilakukan shahabat, tabi’in dan murid-murid mereka yang menerima dan mendengar langsung dari guru-guru mereka. Kemudian dilanjutkan oleh generasi berikutnya yang mengikuti jejak mereka hingga hari kiamat.

Tidak diragukan, orang pertama yang menerangkan, mengajarkan, dan menafsirkan Al Qur’an adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Para shahabat telah menerima Al Qur’an dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam secara bacaan dan pemahaman. Mereka mengetahui makna-makna, maksud-maksud dan rahasia-rahasianya karena kedekatan mereka dengan Rasulullah, khususnya Al-Khulafa’ Ar-Rasyidin, Abdullah bin Mas’ud, Ibnu Abbas, Ubai bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abu Musa Al-Asy’ari dan Abdullah bin Az-Zubair radhiallahu ‘anhum.

Mereka adalah para shahabat yang terkenal alim di antara shahabat lainnya. Para shababat adalah guru-guru bagi tabi’in yang di kemudian hari melahirkan ahli tafsir dari generasi ini di Makkah, Madinah dan Irak. Dari shahabat dan tabi’in, dilahirkan ahli tafsir yang mengetahui sejarah tafsir -di madrasah tafsir dengan atsar (jejak/petunjuk) Nabi dan Shahabat- yaitu imam besar dalam ushul tafsir: Muhammad bin Jarir Ath-Thabari (wafat 310 H).

Ciri khas dari madrasah tafsir dengan atsar adalah menafsirkan ayat Al Qur’an dengan satu atau lebih ayat Al Qur’an lainnya. Bila tidak memungkinkan maka ditafsirkan dengan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang shahih. Jika tidak ditemukan hadits yang menjelaskannya maka ditafsirkan dengan ucapan shahabat terutama shahabat yang telah disebutkan di atas. Jika ucapan shahabat tidak ditemukan maka dengan ucapan tabi’in seperti Mujahid, Ikrimah, Sa’id bin Al-Musayyib, Sa’id bin Jubair, ‘Atha bin Abi Rabbah dan Al-Hasan Al-Basri. Namun jika semuanya ada, maka biasanya disebut semua.

Adapun menafsirkan Al Qur’an dengan akal semata, haram menurut kesepakatan ulama Ahlus Sunnah, apalagi tafsir yang dilandasi ilmu filsafat -walaupun terkadang benar- termasuk dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Barangsiapa berkata tentang Al Qur’an dengan akalnya atau tanpa ilmu maka siapkanlah tempat duduknya dengan api neraka.” (HR. At-Tirmidzi, hadits hasan)

Di abad ke-8 Hijriyah lahir seorang ulama ahli tafsir yang merupakan alumnus akhir madrasah tafsir dengan atsar. Dialah Isma’il bin ‘Umar bin Katsir rahimahullah, salah seorang murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah (wafat tahun 774 H). Tafsirnya dijadikan rujukan oleh para ulama dan penuntut ilmu semenjak jaman beliau hingga sekarang.

Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah -beliau juga menulis tafsir- mengatakan bahwa Tafsir Ibnu Katsir adalah salah satu kitab tafsir terbaik, jika tidak bisa dikatakan sebagai tafsir terbaik, dari kitab-kitab tafsir yang ada. Al-Imam As-Suyuthi rahimahullah menilai tafsirnya menakjubkan, belum ada ulama yang menandinginya. Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah dalam bukunya Al-‘Ilmu menganjurkan penuntut ilmu membaca Tafsir Al Qur’anil ‘Azhim atau yang lebih dikenal dengan Tafsir Ibnu Katsir.

Wallahu a’lam.

Sumber:  http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=106

Kamis, 14 Agustus 2003 – 06:20:57,

Penulis : Al-Ustadz Ahmad Hamdani Ibnu Muslim

Kategori : Maktabah





Tafsir Ibnu Katsir – Pustaka Imam Syafi’i

11 10 2010

Penulis    : Dr.’Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh
Penerbit : Pustaka Imam Asy-Syafi’i
Rasulullah Shalallahu ‘Alahi Wassalam juga bersabda. “Artinya : Yang terbaik di antara kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” [Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 5027]

 

Al-Hafizh ‘Imaduddin Abul Fida’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir (Ibnu Katsir) adalah salah seorang ulama yang telah berhasil melakukan kajian tafsir dengan sangat hati-hati serta dilengkapi dengan hadits-hadits dan riwayat-riwayat yang masyhur. Hal itu terbukti dengan ketelitiannya dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur-an yang mulia telah menjadikan kitab tafsirnya tersebut sebagai rujukan sekaligus bahan kajian bagi mayoritas kaum muslimin di seluruh dunia. Tidak diragukan lagi bahwa Tafsir Ibnu Katsir adalah salah satu kitab tafsir yang kandungan isinya tidak dibaurkan dengan ilmu lain.

Dengan demikian, tafsir ini diharapkan dapat mencapai tujuan yang tinggi dan mulia, yaitu menyampaikan maksud firman Allah Ta’ala melalui manhaj yang lurus dan valid serta jalan pemahaman ulama Salafush Shalih yaitu penafsiran al-Qur-an dengan al-Qur-an, penafsiran al-Qur-an dengan hadits, dengan merujuk kepada pendapat para ulama Salafush Shalih dari kalangan para Sahabat dan Tabi’in dengan konsep dan kaidah bahasa Arab. Lalu DR. ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh meringkas kitab ini dan memberi nama “Lubaabut Tafsiir”.

Dalam melakukan peringkasan kitab ini, beliau melihat cara terbaik adalah dengan membiarkan apa adanya kalimat-kalimat yang ditulis oleh Ibnu Katsir sendiri, dan menghilangkan beberapa hal yang dianggap tidak perlu, seperti cerita, hadits-hadits dha’if, dan lain sebagainya.

Setelah dilakukan peringkasan, beliau melakukan beberapa penambahan :

  1. Penafsiran tiga ayat dari surat al-Maidah. Nomor ayat-ayat tersebut adalah 97, 98, 99, dan akhir dari ayat 96.
  2. Mentakhrij lebih dari 300 hadits yang dikemukakan penulis tafsir ini (Ibnu Katsir) tanpa ada komentar darinya.
  3. Menisbatkan qira’at dan riwayatnya kepada para tokohnya secara rinci dan teliti, yang oleh penulis buku ini disampaikan secara ijmal (ringkas).
  4. Menafsirkan lafadz-lafadz yang ditulis dalam kitab ini yang sulit difahami maksudnya oleh para penuntut ilmu.
  5. Melakukan ralat terhadap sedikit kesalahan dalam kitab berkenaan dengan qira’at atau pun yang lain.

 

Sumber: http://pustakaimamsyafii.com/tafsir-ibnu-katsir-edisi-lux.html

dapat dibeli di:  Toko Buku Media Dakwah





Why should you watch James Cameron’s AVATAR

21 12 2009

When one of our most time-tight-deadline project is nearing at it’s end, a fellow colleague which was very good at judging movies came up to me and recommends AVATAR. He had saw the movie in 3-D and he said that it was epic and fenomenal, this of course made me very curious considering that almost everyone in the internet would undermine AVATAR as a lousy over-hyped big budgeted movie.

Soon an old friend of mine asked me to see the movie together with a couple of friends.. I said.. Hell yeah.. It was saturday night at the theater and was packed with people. I got there at 7pm and found out that either i will get to watch it at midnight or tommorow afternoon… Everybody agreed to go for midnight screening. And it was worth the wait….

After some painful comercial we get to watch the Movie. Although the background story was rather weak, the end was rather predictable. It was the world “Pandora”  that James Cameron and his team has created that really amazes me the most… The scenery was breath taking. The fauna was created with incredible detail, colour and full of imagination. The world was so different and comes to life in incredible proportion…

The plot of the movie was really sistematic, as the protagonist enters PANDORA and starts to get attached to it so did I…  PANDORA grew inside me and I began to love it.. I can feel PANDORA in my head. And when the “stab-in-the-heart” climax of the movie finally came… It was… emmm… I can’t even describe it… All I could say it was the best climax i’ve ever seen in a movie… because I could actually feel it…

Titanic had a very simple plot but with a clear message such as “ Don’t get to Cocky with what you have built”, “Put more lifeboats in your frickin Cruise Ship” and “ Don’t f*** with a girl who already had a fiancee, because the fiancee will try to kill you”. The plot wasn’t great because it was the “Sinking of the Titanic” was the real message, to feel how a ship like that could sunk is the real message. So you would not jump on a cruise ship with very little amount of safety boats…

AVATAR I think also had very simillar mechanism, the plot is standard and predictable so it would appeal to most people who isn’t a movie critic so that most people will catch the really important message which is “Save our planet before we have to scavange other planets millions of years away”. This message I think is so important that it would be wise not to cover it with twisted plot and sad ironic endings.

I love watching movies and I love AVATAR. It’s a must watch and I feel that it will always be a classic. Watching a Jarhead fell for a blue hippie girl with a tail is somewhat ridiculous, but added with PANDORA it was simply MAGNIFICENT…





Baju minim jadikan Perempuan sebagai objek di mata Laki2

13 05 2009

Penelitian terbaru dari Prof. Susan Fiske seorang Psikolog dari Princeton University di New Jersey menemukan bahwa jika laki2 normal ditunjukkan perempuan dengan baju bikini maka bagian otak yang berfungsi untuk penggunaan alat2 seperti bor dan alat kerja lainnya akan aktif dan menyala. Hal ini dilihat melalui MRI Brain Scan….

Sedangkan bagian otak yang bekerja untuk berempati terhadap manusia akan meredup dan mati…

  • Semakin minim & ketat pakaian yang dipakai perempuan maka akan semakin dipandang sebagai objek di mata laki2
  • Wahai para perempuan yang dimuliakan Allah apakah anda ingin dipandang sebagai obyekkk?
  • Kalau anda tidak melindungi diri sesuai ketentuan Allah S.W.T., jangan salahkan Allah kalau laki2 yang mendekat punya agenda “extra”…
  • Pakaian yang menggoda akan mengundang niat yang tidak baik…
  • Laki2 & Perempuan hendaknya menjaga pandangan
  • Sebaiknya Perempuan menggunakan pakaian yang sopan & menutupi lekukan aurat tubuh.
  • Hindari kegiatan yang menunjukkan aurat & lekuk tubuh seperti menari…

Al-Qur’an Surat An-Nur: 31

وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ (أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُوْلِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاء وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ {31
“Katakanlah kepada wanita beriman, hendaklah mereka menahan pandangan mereka, memelihara kemaluan mereka dan jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa nampak. Hendaklah mereka menutupkan khimar mereka ke dada mereka; dan jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka……” (QS 24:31)

Al-Qur’an Surat Al-Ahzab : 59

(يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا {59
“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri2mu, anak2 perempuanmu & dan istri orang-orang beriman, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenal dan tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 33:59)

Allah S.W.T. yang menciptakan Laki2 & perempuan sudah tau cara kerja fisik & otak manusia jangan sekali2 ditantang….
Jangan sok moderen & feminis… Ilmu Allah meliputi langit dan bumi… manusia semakin mendalami ilmu sains maka akan semakin terbuktilah kebesaran Allah…

Mari kita sama2 berdakwah… bagi yang berkenan ingin dapat Ridho Allah silahkan diteliti lebih dalam & disampaikan ke teman2 yang lain… Jangan lupa jika mem-forward sesuatu teliti dulu sumber dan kebenarannya sehingga kita umat Muslim dapat menjadi lebih baik dihadapan Allah S.W.T. dengan memanfaatkan Akal & resource kita dengan baik….

Jika ada pertanyaan silahkan bertanya….

Sumber Berita:

National Geographic News
http://news.nationalgeographic.com/news/2009/02/090216-bikinis-women-men-objects.html

Guardian
http://www.guardian.co.uk/science/2009/feb/16/sex-object-photograph

Homepage Prof. Susan Fiske
http://weblamp.princeton.edu/%7Epsych/psychology/research/fiske/





Hidup itu Sederhana

1 04 2009

Sebetulnya Hidup ini sangat sederhana,

Tetapi kita yang merumitkannya

Dengan rencana yang tidak kita laksanakan,

Dengan janji yang tidak kita penuhi,

Dengan kewajiban yang kita lalaikan dan

Dengan Larangan yang kita langgar

-Mario Teguh-





“Dirikanlah Shalat…….”

18 03 2009

بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan nama Allah yang maha pengasih & maha penyayang

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Assalamualaikum Wr. Wb.

Sebagai Muslim wajib bagi kita untuk mendirikan Shalat, namun bagi Rakyat Indonesia yang tidak mengetahui bacaan shalat, akan mengalami kesulitan dalam menyelami makna shalat yang sebenarnya.
Berikut merupakan hasil scan dari sebuah selebaran yang di cetak sebuah komunitas muslim yang baik bagi kita semua. Saya hanya menyampaikan apa yang menurut saya Insya Allah baik…

Mari sama2 kita sebarkan kebaikan Insya Allah Pahala langsung dari Allah S.W.T. Beda antara mengetahui dan mengamalkan sejauh langit dan bumi, yang penting ilmu yang kta ketahui kita amalkan meskipun pelan2…

Insya Allah…

bacaan-shalat-hal1bacaan-shalat-hal2

Halaman 1   |  Halaman 2

bacaan-shalat-hal3bacaan-shalat-hal4

Halaman 3  |  Halaman 4





Waktu bagi kita tuk berbenah diri

27 01 2009

Ada Sebuah tulisan yang beredar di internet yang menurut saya sangat patut tuk disampaikan kepada yang lain. Semoga menjadi sebuah kritik membangun dan tonggak perubahan yang nyata.

bahwa:

1 ounce/ons/onza = 28,35 gram (bukan 100 g.)

1 pound = 453 gram (bukan 500 g.)

1 pound = 16 ounce (bukan 5 ons)

Silahkan dilihat source sebagai referensi:

Online Conversion Website

Quad-Lock Unit Converter Free Download

Merriam-Webster Online

HowStuffWorks Video on Metric

“PENDIDIKAN YANG MENJADI BUMERANG.

Seorang teman saya yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK
akhir tahun lalu. Penyebabnya adalah kesalahan menerapkan dosis pengolahan limbah, yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kesalahan ini terkuak ketika seorang pakar limbah dari suatu negara Eropa mengawasi secara langsung proses pengolahan limbah yang selama itu dianggap selalu gagal.

Pasalnya adalah, takaran timbang yang dipakai dalam buku petunjuknya menggunakan satuan pound dan ounce. Kesalahan fatal muncul karena yang bersangkutan mengartikan 1 pound = 0,5 kg. dan 1 ounce (ons) = 100 gram, sesuai pelajaran yang ia terima dari sekolah. Sebelum PHK dijatuhkan,
teman saya diberi tenggang waktu 7 hari untuk membela diri dgn. cara menunjukkan acuan ilmiah yang menyatakan 1 ounce (ons) = 100 g.

Usaha maksimum yang dilakukan hanya bisa menunjukkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
yang mengartikan ons (bukan ditulis ounce) adalah satuan berat senilai 1/10 kilogram. Acuan lain termasuk tabel-tabel konversi yang berlaku sah atau dikenal secara internasional tidak bisa ditemukan.

SALAH KAPRAH YANG TURUN-TEMURUN.

Prihatin dan penasaran atas kasus diatas, saya mencoba menanyakan hal ini kepada lembaga yang paling berwenang atas sistem takar-timbang dan ukur di Indonesia , yaitu Direktorat Metrologi . Ternyata, pihak Dir. Metrologi-pun telah lama melarang pemakaian satuan ons untuk ekivalen
100 gram.

Mereka justru mengharuskan pemakaian satuan yang termasuk dalam Sistem Internasional (metrik) yang diberlakukan resmi di Indonesia .Untuk ukuran berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya. Satuan Ons bukanlah bagian dari sistem metrik ini dan untuk menghilangkan kebiasaan memakai
satuan ons ini, Direktorat Metrologi sejak lama telah memusnahkan semua anak timbangan (bandul atau timbal) yang bertulisan “ons” dan”pound”.

Lepas dari adanya kebiasaan kita mengatakan 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, ternyata tidak pernah ada acuan sistem takar-timbang legal atau pengakuan internasional atas satuan ons yang nilainya setara dengan 100 gram. Dan dalam sistem timbangan legal yang diakui dunia internasional, tidak pernah dikenal adanya satuan ONS khusus Indonesia . Jadi, hal ini adalah suatu kesalahan yang diwariskan turun-temurun. Sampai kapan mau dipertahankan ?

BAGAIMANA KESALAHAN DIAJARKAN SECARA RESMI ?

Saya sendiri pernah menerima pengajaran salah ini ketika masih di bangku sekolah dasar. Namun, ketika saya memasuki dunia kerja nyata, kebiasaan salah yang nyata-nyata diajarkan itu harus dibuang jauh karena akan menyesatkan.

Beberapa sekolah telah saya datangi untuk melihat sejauh mana penyadaran akan penggunaan sistem takar-timbang yang benar dan sah dikemas dalam materi pelajaran secara benar, dan bagaimana para murid (anak-anak kita) menerapkan dalam hidup sehari-hari. Sungguh memprihatinkan. Semua sekolah mengajarkan bahwa 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, dan anak-anak kita pun menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. “Racun” ini sudah tertanam didalam otak anak kita sejak usia dini.

Dari para guru, saya mendapatkan penjelasan bahwa semua buku pegangan yang diwajibkan atau disarankan oleh Departemen Pendidikan Indonesia mengajarkan seperti itu. Karena itu, tidaklah mungkin bagi para guru untuk melakukan koreksi selama Dep. Pendidikan belum merubah atau memberi-kan petunjuk resmi.

TANGGUNG JAWAB SIAPA ?

Maka, bila terjadi kasus-kasus serupa diatas, Departemen Pendidikan kita jangan lepas tangan. Tunjukkanlah kepada masyarakat kita terutama kepada para guru yang mengajarkan kesalahan ini, salah satu alasannya agar tidak menjadi beban psikologis bagi mereka ;

“acuan sistem timbang legal yang mana yang pernah diakui / diberlakukan secara internasional , yang menyatakan bahwa : 1 ons adalah 100 gram, 1 pound adalah 500 gram.”?

Kalau Dep. Pendidikan tidak bisa menunjukkan acuannya, mengapa hal ini diajarkan secara resmi di sekolah sampai sekarang ?

Pernahkan Dep. Pendidikan menelusuri, dinegara mana saja selain Indonesia berlaku konversi 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram ?

Patut dipertanyakan pula, bagaimana tanggung jawab para penerbit buku pegangan sekolah yang melestarikan kesalahan ini ?

Kalau Dep. Pendidikan mau mempertahankan satuan ons yang keliru ini, sementara pemerintah sendiri melalui Direktorat Metrologi melarang pemakaian satuan “ons” dalam transaksi legal, maka konsekwensinya ialah harus dibuat sistem baru timbangan Indonesia (versi Depdiknas).. Sistem
baru inipun harus diakui lebih dulu oleh dunia internasional sebelum diajarkan kepada anak-anak. Perlukah adanya sistem timbangan Indonesia yang konversinya adalah 1 ons (Depdiknas) = 100 gram dan 1 pound (Depdiknas) = 500 gram. ? Bagaimana “Ons dan Pound (Depdiknas)” ini dimasukkan dalam sistem metrik yang sudah baku diseluruh dunia ? Siapa yang mau pakai ?.

HENTIKAN SEGERA KESALAHAN INI.

Contoh kasus diatas hanyalah satu diantara sekian banyak problema yang merupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya yakin masih banyak kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita dengar. Salah satu contoh kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu yang mempraktekkan resep kue
dari buku luar negeri tidak berhasil tanpa diketahui dimana kesalahannya.

Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya merupakan masalah nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera dihentikan.

Departemen Pendidikan tidak perlu malu dan basa-basi diplomatis mengenai hal ini. Mari kita pikirkan dampaknya bagi masa depan anak-anak Indonesia .Berikan teladan kepada bangsa ini untuk tidak malu memperbaiki kesalahan.

Sekalipun hanya untuk pelajaran di sekolah, dalam hal Takar-Timbang- Ukur, Dep. Pendidikan tidak memiliki supremasi sedikitpun terhadap Direktorat Metrologi sebagai lembaga yang paling berwenang di Indonesia . Mari kita ikuti satu acuan saja, yaitu Direktorat Metrologi.

Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan karena itu anak-anak kita harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam arti landasannya, prosesnya, materinya maupun arah pendidikannya. Mengejar ketertinggalan dalam hal kualitas SDM negara tetangga saja sudah merupakan upaya yang sangat berat.

Janganlah malah diperberat dengan pelajaran sampah yang justru bakal menyesatkan. Didiklah anak-anak kita untuk mengenal dan mengikuti aturan dan standar yang berlaku SAH dan DIAKUI secara internasional, bukan hanya yang rekayasa lokal saja. Jangan ada lagi korban akibat pendidikan
yang salah. Kita lihat yang nyata saja, berapa banyak TKI diluar negeri yang berarti harus mengikuti acuan yang berlaku secara internasional.

Anak-anak kita memiliki HAK untuk mendapatkan pendidikan yang benar sebagai upaya mempersiapkan diri menyongsong masa depannya yang akan penuh dengan tantangan berat.

ACUAN MANA YANG BENAR ?

Banyak sekali literatur, khususnya yang dipakai dalam dunia tehnik, dan juga ensiklopedi ternama seperti Britannica, Oxford ,dll. (maaf, ini bukan promosi) menyajikan tabel-tabel konversi yang tidak perlu diragukan lagi.

Selain pada buku literatur, tabel-tabel konversi semacam itu dapat dijumpai dengan mudah di-dalam buku harian / diary/agenda yang biasanya diberikan oleh toko atau produsen suatu produk sebagai sarana promosi.

Salah satu konversi untuk satuan berat yang umum dipakai SAH secara internasional adalah sistem avoirdupois / avdp. (baca : averdupoiz).

1 ounce/ons/onza = 28,35 gram (bukan 100 g.)

1 pound = 453 gram (bukan 500 g.)

1 pound = 16 ounce (bukan 5 ons)

Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau seorang apoteker meracik resep obat yang seharusnya hanya diberi 28 gram, namun diberi 100 gram. Apakah kesalahan semacam ini bisa di kategorikan sebagai malapraktek ? Pelajarannya memang begitu, kalau murid tidak mengerti, dihukum !!! Jadi, kalau malapraktik, logikanya adalah tanggung jawab yang mengajarkan. (ini hanya gambaran / ilustrasi salah satu akibat yang bisa ditimbulkan, bukan kejadian sebenarnya, tetapi dalam bidang lain banyak sekali terjadi)

KALAU BUKAN KITA YANG MENYELAMATKAN – LALU SIAPA ?.

Melalui tulisan ini saya ingin mengajak semua kalangan, baik kalangan pemerintah, akademis, profesi, bisnis / pedagang, sekolah dan orang tua dan juga yang lainnya untuk ikut serta mendukung penghapusan satuan “ons dan pound yang keliru” dari kegiatan kita sehari-hari. Pengajaran sistem
timbang dgn. satuan Ounce dan Pound seharusnya diberikan sebagai pengetahuan disertai kejelasan asal-usul serta rumus konversi yang benar. Hal ini untuk membuang kebiasaan salah yang telah melekat dalam kebiasaan kita, yang bisa mencelakakan / menyesatkan anak-anak kita, generasi penerus bangsa ini.

# # # # #

Tulisan ini akan dikirimkan kepada media masa, baik cetak maupun elektronik yang mau menyiarkannya demi kepentingan bangsa. Dipersilahkan mengubah formatnya sesuai dengan ketentuan penyiaran masing-masing.

Juga kepada sekolah-sekolah, pabrik-pabrik serta LSM dan masyarakat umum, untuk diketahui secara luas.

Bila anda merasa sependapat dengan saya, setuju untuk menghentikan kesalahan ini demi masa depan anak bangsa Indonesia ,silahkan diperbanyak/ difoto copy dan disebar-luaskan sendiri.

Bila anda ragu-ragu terhadap kebenaran tulisan ini, silahkan menanyakannya langsung kepada Direktorat Metrologi atau Balai Metrologi setempat dikota anda berada.

Terima kasih saya ucapkan kepada anda yang peduli dan mau berpar-tisipasi menyelamatkan masa depan anak-anak Indonesia .Semoga Tuhan memberkati upaya ini, yang kita lakukan dengan tulus ikhlas tanpa pamrih sedikitpun.”





Macet disebabkan oleh perilaku masyarakat & penegak hukum

24 01 2009

Hari Kamis (22/01/09) saya pergi dan mencoba mendaftar ke Polres Metro Tangerang untuk mendaftarkan SIM C, dimana saya belum berhasil dalam tes teori dan dapat kembali mengikuti ujian teori satu minggu kemudian. Untuk selengkapnya silahkan lihat pengalaman saya di Perjuangan untuk kejujuran
.

Saat kemarin saya teringat pengalaman tersebut saya terpikirkan beberapa hal yang menjadi penyebab membludaknya jumlah kendaraan bermotor di Jabotabek (Khususnya Jakarta) serta terjadinya penurunan kualitas hidup karena terlalu lama terkena macet di Jalan :

01 | Karena begitu mudahnya mendapatkan SIM. Hanya dengan “DIBANTU” dan dengan biaya yang lebih murah dari DP/uang muka sepeda motor.

02 | Karena orang-orang tersebut diatas mayoritas belum tahu peraturan berkendara di Jalan, sehingga ugal-ugalan.

03 | Berhubung cukup banyak oknum polisi yang melakukan praktek “DAMAI” dan masyarakat yang mengakomodir praktek tersebut maka lebih mudahlah orang yang memiliki SIM abal-abal (Dibantu + tidak tahu aturan) berkendara di jalanan.

Kalau perubahan bangsa ini tidak dimulai dari diri sendiri ya kapan negara kita bisa MAJU….
Inilah yang terpikir di benak saya, bagi kawan-kawan yang ada pendapat silahkan di komentari…